Senin, 28 September 2015

BERILAH MAKA KAMU AKAN DIBERIKAN

Hidup itu adalah tentang memberi dan menerima, tetapi sama sekali bukanlah tentang meminta. Hanya kepada Tuhan saja kita meminta karena Dia Maha Memberi. Kalau Tuhan tak segera mengabulkan permintaan kita, itu bukan berarti Dia tak mau memberi. Bukan pula permintaan kita tidak sampai. Tuhan Maha Mendengar, sekalipun kita tidak bersuara, hanya menyampaikannya dari dalam batin saja.

Permintaan yang belum terkabulkan, bisa jadi memang belum saatnya untuk kita mendapatkannya. Bisa jadi apa yang kita minta itu tak cukup baik untuk kita sehingga kita tak layak menerimanya. Maka pada suatu hari nanti, Tuhan akan menggantikan apa yang kita minta tersebut dengan sesuatu yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi kita. Tuhan Maha Tahu tentang diri kita lebih dari kita sendiri. Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan sekedar apa yang kita inginkan. Sesuatu yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan.

Berbeda dengan manusia. Ketika kita meminta, belum tentu mereka mau memberi padahal kita tahu mereka punya dan bisa memberikannya. Mereka pasti punya alasan tersendiri mengapa mereka menolak, namun mereka tak punya kewajiban untuk menerangkan alasan tersebut kepada kita. Pun kita tak berhak untuk memaksa mereka menjelaskannya. Terhadap situasi yang seperti ini, kita bisa kecewa, dan selanjutnya timbul pikiran negatif mengenai mereka yang tidak mau memberikan apa yang kita minta. Untuk mengantisipasi kekecewaan ini, sedapat mungkin janganlah meminta kecuali memang terpaksa karena kita tak kuasa tanpa bantuan mereka.

Sebaliknya, mari kita terus memberi, membantu sesama yang membutuhkan pertolongan kita. Apapun itu, baik bantuan material maupun dukungan nonmaterial. Tentunya tanpa mengharap pamrih atau balasan. Bila kita tulus ikhlas melakukannya, maka semata-mata kebahagiaan lah yang kita terima. Tak ada kekecewaan. Bagaimana bisa kita kecewa, kita menolong sesama dan membuat mereka bahagia? Pastilah kita akan turut bahagia juga. Hidup kita menjadi berguna. Itu saja.

Mari kita terus memberi, jangan pernah meminta :)

Rabu, 27 Mei 2015

Life is a Story

Aku punya cerita, tentang masa lalu yang mungkin pernah dilalui maupun belum pernah dilalui banyak orang. Mungkin orang lain akan bosan denganku di blogger ini karena aku selalu kebanyakan mengirimkan artikel tentang cinta. Tapi apakah kalian sadar akan cinta yang sebenarnya? Aku rasa tidak. Aku berani mengatakan ini karena aku juga belum mengetahui apa itu cinta yang sebenarnya.

Yang kita tahu cinta hanyalah perasaan kita pada seseorang yang pastinya membuat kita selalu bahagia. Namun, kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana cinta itu menjadi mediasi kita sebagai cara kita untuk merubah segala hal yang berbeda dalam diri kita.

Kalian pernah merasakan yang namanya menunggu seseorang yang kita cintai selama 1 tahun? 2 tahun? 3 tahun? Tidak semua orang akan sanggup untuk menunggu selama itu. Mungkin orang lain akan mengatakan “Munafik” jika kita mampu menunggu selama itu. Kebanyakan orang akan mencari pengganti seseorang tersebut agar merasa tidak kesepian dalam mengawali kehidupan barunya. Itulah anggapan yang kadang aku bingung mengartikannya.

Aku dikatakan munafik tak masalah. Itu hanya pandangan dari beberapa orang yang mungkin membaca blog yang tidak seberapa ini. Tapi jelas, ini karyaku yang takkan pernah terlupakan, dimana aku PERNAH menunggu seseorang selama 3 tahun lebih, tepatnya 3 TAHUN 7 BULAN 27 HARI. Ingatkan diriku tentang ini semua? YA. Karena memang kenyataan seperti itu tanpa ada karangan.
Dalam waktu yang panjang itu, aku hanya berusaha bersabar dalam menghadapi kenyataan dimana aku merasa diacuhkan oleh orang tersebut, merasa tidak ada dihadapannya, merasa orang bodoh yang hanya menunggu bulan sabit setiap hari akan muncul.

Aku sadar mungkin memang aku bukan siapa-siapa, tak berarti, dan mungkin selama ini cintaku tak pernah ada baginya. Aku mungkin hanya orang yang tak ada artinya dimatanya. Aku merasa menjadi orang yang berbeda selama ini. Aku merasa tersisih dan merasa aku memang orang yang tak pantas baginya. Setiap hari hanya bisa melihatnya tersenyum, melihatnya mengatakan sesuatu yang tak pernah aku tau, melihatnya bercanda ria, melihatnya semakin bahagia.

Aku sadar memang aku bukanlah orang yang tepat baginya. Ini semua aku pikirkan karena selama 3 TAHUN 7 BULAN 27 HARI sia-sia. Aku merasa hampa. Banyak syair-syair kosong aku abadikan saat aku bias bercanda bersamanya melalui sms, telepon, maupun saat bertemu. Aku masih ingat itu semua dalam memori kenangan yang tak pernah aku dapatkan selama ini. Saat itu, hanya dia yang bisa menghiburku dengan baik. Sampai saat dimana aku tidak bisa lagi melakukan hal diatas, bersamanya.

Aku tak menyalahkan siapa-siapa atas semua ini. Semakin lama semakin sadar bahwa memang mungkin ini yang terbaik. Sampai pada blog terakhir kemarin pun dia tidak tahu apa yang aku inginkan. Yah…. Nasib pria yang bukan siapa-siapa….

Terkadang aku iri saat dia tersenyum bersama orang lain. Jelas. Aku iri. Aku hanya bisa menatap dalam-dalam pada dirinya. Aku masih ingat, aku mengatakan : “aku bahagia jika kamu memang bahagia bersama orang lain”. Tak bisa kupungkiri itu kenyataan bahwa dia memang telah bahagia bersama seseorang yang memang mungkin sudah ada bersamanya. Siapapun itu.

Aku selalu melihatnya dengan berusaha agar matanya tidak pernah mengetahui bahwa aku melihatnya. Aku terdiam dalam sepi dan berusaha menepiskan segala gundah yang saat ini menghujam dalam hati. Bayangnya yang selalu ada dan membuat hatiku selalu rindu.

Masih ingatkah kau tertawa saat bersamaku? Semoga itu menjadi kenangan saat kau tidak bisa kembali kutatap sehari-hari. Semoga kau selalu ingat bahwa aku pernah mencintaimu tanpa batas, mencintaimu tanpa memperdulikan semua omongan orang lain saat menanyakan dirimu. Semua itu masih terasa hangat dalam pikiranku.

Sebelum kau memang benar-benar pergi dalam ingatanku, aku hanya ingin mengatakan : “rangkailah kisahmu dengan kebahagianmu”. Aku yakin kamu sanggup dan aku berharap kamu masih sama seperti dahulu, selalu memberikan perhatian pada sekitarmu, termasuk seseorang yang pernah kau tegur saat dia sedang memainkan rambut temanmu dan kamu merasa itu sebuah sindiran baginya.

Dariku, Seorang Pengelana Kehidupan dalam hatimu.

Sabtu, 23 Mei 2015

Ketika Sebuah Alasan Menjadi Keinginan

Ada kalanya, si dia yang selalu ada di samping kita ternyata bukanlah jodoh yang tepat. Namun rasa cinta pada seseorang akan selalu memberikan bekas yang sulit hilang dalam hidup kita. Setiap orang pasti akan menemukan titik dimana dia jenuh pada kebimbangan untuk tetap memeluk masa lalu atau melepaskannya dan menemukan berbagai kemungkinan baru. Namun, untuk bisa menemukan titik tersebut, kadang seseorang harus menjauh.

Blok Facebook, mendeaktivasi akun, tidak menjadi follower atau teman di dunia maya, menjaga jarak, bukanlah sekedar aksi pengecut atau ketidakdewasaan seseorang. Bisa jadi, hal ini adalah salah satu cara bagi seseorang untuk bisa melalui kegalauannya.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang memutuskan untuk menjauh, namun bukan berarti mereka membenci mantan kekasihnya.

1. Rindu Yang Terlarang
"Saya rindu bersamamu seperti dulu, saya rindu kamu dan saya tidak bisa menahan rasa ini setiap kali melihatmu".
Wajar bila seseorang yang baru putus cinta, ditolak dan gagal dalam percintaan, merasakan hal tersebut. Ada rindu yang menggeliat dan cukup berat, yang bila dipelihara hanya akan membuat kegalauan makin besar.
Menjauh sejenak, atau selamanya, memang menjadi jalan yang memudahkan seseorang untuk menemukan jalan move on-nya. Jangan sepenuhnya menyalahkan mereka karena hal tersebut membutuhkan usaha yang keras.

2. Memperjelas Rasa dan Realita
"Rasa ini masih ada, namun realitanya kita tak lagi bersama".
Menjauh dari sosok penting di masa lalu, membantu membuat seseorang lebih logis dalam memandang realita. Rasa itu memang masih ada, namun bila memang tak bisa bersama, maka beberapa orang lebih memilih mundur teratur, bahkan menghilang dalam sekejap. Ini bukan berarti benci. Hanya saja, kadang seseorang perlu waktu untuk berdamai pada kondisi.

3. Merelakan Masa Lalu, Berdamai Dengan Masa Kini dan Diri Sendiri
Menjauh juga bisa membuat seseorang beradaptasi dengan statusnya kini. Status sebagai orang yang ditolak dan harus move on, sebagai orang yang putus cinta dan kembali single, dan sebagainya. Selain menghadapi semua itu, mereka juga harus berusaha berdamai dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu, mereka membutuhkan waktu untuk bisa meninggalkan masa lalu dan kenangan, agar bisa menghadapi hari ini dan berdamai dengan diri sendiri.

4. Tak Ingin Melukai Lagi
"Aku sudah terluka. Sekarang saatnya aku menyembuhkannya dengan caraku".
Beberapa orang tak ingin membawa mantannya untuk bisa menyembuhkan diri. Hal ini untuk menghindari bias perasaan yang hanya akan membuat diri makin berat move on.

Menjauh bukan berarti benci atau bukan pula suatu ketidakdewasaan seseorang pada sebuah kejadian. Biarkan sejenak, karena mereka butuh waktu untuk menyembuhkan luka di hati dengan caranya sendiri.

*****
Sebagian besar seperti itu. Bagaimana denganmu? Apakah ada yang masuk? Atau ada yang lain?
Semua orang mempunyai cara masing-masing dalam menjalankan. Ini caraku, dan bagaimana dengan caramu?

Salam Sang Penakluk Dunia :)

Sabtu, 25 April 2015

Perahu Tanpa Dayung

Cinta......

siapa yang tak kenal cinta. Macam-macam cinta beraneka rasa, ada pahit, manis, asam bahkan ada yang ujung akhirnya berduka. Lengkap sudah bumbunya yg ada didalam masakan Cinta ini. Seorang hamba cinta kepada penciptaNya,seseorang anak kepada orang tuanya didasarkan Cinta,begitupun sebaliknya. Antara lelaki dan perempuan menjalin kasihpun karena cinta. Cinta banyak macamnya. 

Tapi cinta ada yang bahagia dan ada yg membuat kecewa. Seperti kisahku ini...Aku punya rasa cinta seperti manusia yang lainnya. Entah apa yg membuat aku ada rasa ingin didalam hati, ingin bertemu, ingin bercakap walau sebentar. Begitu memang rasa cinta pada umumnya. Cinta pertamaku bagaikan"Perahu yg tak ditemani dayung tuk mengayuhnya".  

Tak mungkin berjalan ketengah lautan tanpa sebuah dayung, perahu itu akhirnya memendam harapannya untuk berlayar jauh ketengah lautan. Sedih memang, berdiam hanya bisa memendam harapan yang tak pasti untuk menunggu dayung yg datang mengajak ketengah lautan. Sebulan, 2 bulan, 3 bulan menunggu, sampai mau wisuda dayung pun tak kunjung menampakkan dirinya.
Kecewa akhirnya kecewa, Aku kecewa...Perahu itu bagaikan diriku memiliki cinta yang tak berbalas. Menunggu Dia yg tak berperasaan sama hanya menumbuhkan rasa sedih yg mendalam. Pengalaman cinta sejatiku yang pertama pahit rasanya. Ingin kukubur sedalam-dalamnya sedalam palung dilautan. Akan kukunci rapat-rapat rasa cintaku ini.

Tapi apakah ada yg memberikan harapan agar perahu itu bisa tersenyum berlayar ketengah lautan?
Ya sepertinya perahu itu akan memulai perjalanannya. Dalam hati ini bertanya apakah sebuah dayung itu akan menghampiri untuk menemani perjalanan sebuah perahu ketengah lautan? sebuah harapan yg tak tau kepastiannya. Aku tak ingin perahu itu hanya bisa memandang jauh sebuah dayung yg tak kunjung dekat. Dan Aku tak ingin pula Cinta ini bertepuk sebelah tangan,karena aku tak ingin seperti dulu. Entah harapan yg kecil itu bisa atau tidak karena terlalu sulit menggapai impian yang dinantinya.

Ternyata dayung kedua yang tiba-tiba muncul itu hanya mengingatkan sebuah kekecewaan. Dia datang membawa senyuman dihati ini,lalu dia pergi tak berpesan,akhirnya kekecewaan lagi yg kudapatkan. Mungkin tuk saat ini cintaku hanya bisa bersemi didalam hati ini saja.

Perahu kemanapun kau akan berlayar, berhati-hatilah. Memang tanpa dayung tak bisa melakukan perjalanan tapi janganlah akan memulai perjalanan itu dengan sembarang dayung, walaupun kau cepat sampai ditengah lautan. Karena sebetulnya dayung semacam itu terbuat dari kayu yg cepat rapuh. Lebih baik menunggu dayung yg benar-benar akan menemani perjalananmu perahu.

Semoga ada dayung yg tulus walaupun entah kapan perahu itu menunggu. Jangan sampai tergoda perahu dg kedatangan dayung yg sebetulnya hanya memberikan rayuan semata. Kini Aku sadari harapan menjadikan sebuah cinta itu tak sembarang. Semoga Harapan itu akan ada cinta yg lengkap dengan senyuman indahnya.

Karena sebenarnya dayung itu tetap pada dasarnya ada di depan mata. . .
Ya. Itu kamu, . . .
Kamulah dayungku
Dayung yang kunanti selama ini. . . .
tapi kamu masih terlena dengan sebuah kesalahan yang terjadi. . . .

akankah kita bisa bersama?
akankah kamu dapat memaafkanku?
akankah kisah kita akan berakhir dengan indah antara dayung dan perahu?

Itu seberkas harapanku dan kuharap sampai padamu.
Aku akan tetap menunggu sampai tiba saatnya kau datang padaku dan mengajakku berbicara seperti sedia kala. . ..
Seperti dayung menemani perahu, . . .
karena perahu membutuhkan dayung sepertimu. . . .

Wahai engkau inisial FL. . . .
ingatlah, . . .
Perahu tetap menunggu dayung. . . .
Datanglah dan ajak perahu bicara. . . .
Perahu membutuhkan semangatmu dayung. . . . .


Kuharap kau membacanya. . . . .
Thanks for anything. . . .

Whendie SangPenaklukDunia :)

Rabu, 08 April 2015

"Ada orang yang mengagumi dalam diam"

Di dunia ini, banyak orang orang mencintai seseorang yang bahkan bicara dengannya langsung lebih dari 5 menit saja pun belum pernah.
– Tere Liye

Tulisan ini seketika setelah membaca #quote dari Tere Liye. Seketika setelah kemudian muncul kata-kata di dalam pikiran.  Entah kenapa, kata-kata penulis buku best seller itu benar adanya.

Ada orang yang mengagumi dalam diam
Tidak semua orang bisa mengungkapkan perasaan.  Entah dia laki-laki atau perempuan, tua atau muda, karena ada waktunya ketika seorang manusia merasa mulutnya terkunci rapat ketika bertemu seseorang lainnya. Dia tidak takut, hanya kurang berani saja.

Dalam kehidupan ini, kita akan belajar bahwa banyak orang yang hanya bisa melihat orang lainnya dari kejauhan saja. Orang yang dikaguminya. Tak ada segenggampun keberanian yang mereka miliki untuk sekadar megucapkan salam ataupun tersenyum. Ya, kata ibarat soal matematika, sangat sulit.
Pernah aku melihat, seorang lelaki pendiam yang setiap hari hanya melihat seseorang yang dikaguminya dari kejauhan. Pandangannya tak bisa lepas. Apa mau dikata, keberanian yang dia miliki hanyalah sebesar batu kecil yang kalau kugenggam tak berarti apa-apa. Setiap hari lelaki itu hanya berjalan dibelakang, menatap orang yang dikaguminya itu berjalan dengan seseorang lainnya. Dia bahkan tak berani menatapnya. Menatap kenyataaan yang ia bahkan tak sanggup untuk menerimanya.

Apa yang ia dapat? helaan nafas. Berjalan menatap ke tanah.
Kalau aku menjadi lelaki itu, mungkin aku akan berhenti. Membawa diriku ke lepas pantai dan berteriak. Melepaskan segala penderitaan yang kubawa. Aku sadar, lelaki itu hanya bisa membatasi perasaannya pada rasa kagum. Mungkin, dia yang membuat dirinya terbatasi. Namun, apapun itu, aku percaya, ada orang yang hanya bisa mengagumi dalam diam.

Setelah aku melihat hal seperti itu, aku coba berjalan ke taman, duduk diatas rumput hijau dan menunggu sore tiba. Menatap senja membuat diriku mengerti segalanya. Memang, perasaan adalah teka-teki yang tak terpecahkan. Kadang manusia dibuatnya lelah, hingga ia menyerah dan berhenti berharap. Akan tetapi, terkadang dibuatnya manusia tersenyum semringah, seakan ia memiliki sayap untuk terbang dan memberi salam pada awan.

Cinta memang penuh teka-teki, bahkan untuk semua orang. Karena ada orang yang hanya butuh 5 menit dari sepanjang hidupnya untuk memilikinya. Namun, ternyata ada juga orang yang hanya butuh 5 menit untuk menyadari bahwa dia hanya bisa mengagumi untuk sepanjang hidupnya.

Minggu, 25 Januari 2015

Lima Pengubah Hidup di 2015

Tak terasa sudah Januari aja yah. . . . . 
Tahun ini sering dikaitkan dengan resolusi besar dan usaha berani, karena tentunya setiap orang ingin memiliki kesempatan untuk memulai hidup baru yang lebih baik.

Kesempatan untuk mengubah hal-hal lama menjadi baru bisa dimulai dari sekarang. Tentukan apa yang ingin Anda lakukan dan apa yang harus Anda capai di 2015 ini.

Berikut adalah lima hal penting yang harus Anda lakukan pada 2015 seperti dikutip Womanitely pada Selasa 30 Desember 2014. Mungkin Anda akan berpikir hal-hal ini tidak begitu penting, tapi cobalah untuk berpikir dua kali sebelum menentukan keputusan.
 
Satu pelukan sehari 
Apakah Anda merasa hidup Anda di 2014 kurang bahagia? Mungkin Anda kurang berbagi kepada orang-orang di sekitar Anda. Tahun depan, ubah gaya hidup Anda dengan meluangkan waktu memberikan satu pelukan dalam sehari. Kontak manusia dengan cara tersebut adalah cara yang baik untuk meningkatkan suasana hati Anda dan tidak ada yang bisa menolak untuk memeluk kembali. Memeluk memiliki sifat penyembuhan yang kuat, hal ini membantu untuk mengurangi kecemasan, kesepian, depresi dan banyak penyakit lainnya.

Saat memeluk, orang biasanya saling bertukar energi mereka, dan membantu mereka menciptakan ikatan yang kuat. Maka dari itu, jangan mengabaikan memeluk anggota keluarga, teman atau bahkan rekan pada saat Anda melihat mereka.
 
Mewujudkan impian 
Apakah Anda selalu ingin mengunjungi Meksiko? Apakah Anda punya kerinduan untuk menulis buku? Ini adalah tahun untuk melakukannya. Awal tahun baru adalah saat yang tepat untuk menulis daftar impian Anda. Tidak peduli apa alasan Anda, tapi yang jelas Anda harus mengambil langkah tahun ini untuk mencapainya. Jangan takut untuk bermimpi besar, untuk mengambil langkah pertama atau menghadapi hambatan yang tak terhindarkan.

Yang paling penting untuk diingat, jika Anda ingin membuat impian Anda menjadi kenyataan adalah hilangkan kalimat 'bagaimana jika' dari pikiran Anda. Kalau Anda selalu ragu atas pilihan, maka impian Anda akan sulit tercapai.
 
Menabung 
Pastikan Anda menabung sejumlah uang pada tahun depan. Menabung uang dilakukan untuk membeli barang-barang yang Anda inginkan, sehingga Anda tidak kartu kredit pada daftar pertama dalam melakukan pembayaran. Membeli barang impian atau tiket liburan, selalu membutuhkan perencanaan yang rinci. Anda harus membuat daftar item yang diinginkan, menentukan harga dan jangka waktu yang ditetapkan.

Mengubah rencana, menunda pembelian kecil atau memotong pengeluaran baik untuk Anda. Jika Anda tidak dapat membayar untuk itu secara tunai, maka Anda harus memikirkan kembali apakah Anda benar-benar membutuhkan pengeluaran itu. 

Jalin silaturahmi 
Jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam dunia teknologi. Luangkan waktu untuk bertemu dengan teman-teman untuk minum kopi atau sekedar makan siang. Ketika Anda terhubung dengan orang lain dengan bertatap muka secara teratur, niscaya Anda akan menemukan diri Anda jauh lebih bahagia. Di era komputerisasi global, itu benar-benar sulit untuk tidak menggunakan internet. Namun, membatasi waktu dengan menghindari belanja online, chatting dan browsing, tentu lebih baik.
 
Senyum 
Bagian dari menjadi bahagia hanya tersenyum. Ini akan membuat Anda merasa lebih baik dan senyum akan menular ke setiap orang di lingkungan Anda. Semua orang di sekitar Anda akan tersenyum ketika Anda tersenyum. Studi menunjukkan bahwa perubahan dalam ekspresi seseorang seperti senyum menyebabkan perubahan fisiologis dan produksi hormon membaik.

Dengan kata lain orang merasa lebih baik bahkan ketika mereka meniru senyum. Sebuah senyum adalah hal kecil, tapi itu benar-benar memiliki dampak besar pada kehidupan Anda dan orang di sekitar Anda.

Minggu, 11 Januari 2015

CINTA ITU…………… HATI, PIKIRAN DAN RASA


Miskonsepsi pertama yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka.

Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal sehat.
Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan ideal kelompok dari mana kita berasal. Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban bila perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu ketika nanti. Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal kebodohan.

Cinta membutuhkan proses !!!
Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandangan pertama. Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks, katanya. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi, memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena cinta pada pandangan pertama adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat-bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda.
Dalam kasus cinta pada pandangan pertama, banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri.
Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta. Mereka mencintai pasangan sebagai persolinatas yang utuh.

Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi.
Bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulu mengalah (tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan), berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.

Cinta itu konstruktif.
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalahsehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.
Cinta tidak melenyapkan semua masalah.
Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit (panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang-berarti tidak benar-benar mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.

Cinta cenderung konstan.
Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kadar sebanding.

Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik.
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak factor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan.

Cinta tidak buta, tapi menerima.
Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin diperbaiki.

Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan.
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.

Cinta berani melakukan hal menyakitkan.
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata tidak saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu. Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan.


gunakan hati, pikiran dan rasa. . . .gunakanlah . . . .gunakanlah Top of Form