Aku
punya cerita, tentang masa lalu yang mungkin pernah dilalui maupun belum pernah
dilalui banyak orang. Mungkin orang lain akan bosan denganku di blogger ini
karena aku selalu kebanyakan mengirimkan artikel tentang cinta. Tapi apakah
kalian sadar akan cinta yang sebenarnya? Aku rasa tidak. Aku berani mengatakan
ini karena aku juga belum mengetahui apa itu cinta yang sebenarnya.
Yang
kita tahu cinta hanyalah perasaan kita pada seseorang yang pastinya membuat
kita selalu bahagia. Namun, kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana cinta
itu menjadi mediasi kita sebagai cara kita untuk merubah segala hal yang
berbeda dalam diri kita.
Kalian
pernah merasakan yang namanya menunggu seseorang yang kita cintai selama 1
tahun? 2 tahun? 3 tahun? Tidak semua orang akan sanggup untuk menunggu selama
itu. Mungkin orang lain akan mengatakan “Munafik” jika kita mampu menunggu
selama itu. Kebanyakan orang akan mencari pengganti seseorang tersebut agar
merasa tidak kesepian dalam mengawali kehidupan barunya. Itulah anggapan yang
kadang aku bingung mengartikannya.
Aku
dikatakan munafik tak masalah. Itu hanya pandangan dari beberapa orang yang
mungkin membaca blog yang tidak seberapa ini. Tapi jelas, ini karyaku yang
takkan pernah terlupakan, dimana aku PERNAH menunggu seseorang selama 3 tahun
lebih, tepatnya 3 TAHUN 7 BULAN 27 HARI. Ingatkan diriku tentang ini semua? YA.
Karena memang kenyataan seperti itu tanpa ada karangan.
Dalam
waktu yang panjang itu, aku hanya berusaha bersabar dalam menghadapi kenyataan
dimana aku merasa diacuhkan oleh orang tersebut, merasa tidak ada dihadapannya,
merasa orang bodoh yang hanya menunggu bulan sabit setiap hari akan muncul.
Aku
sadar mungkin memang aku bukan siapa-siapa, tak berarti, dan mungkin selama ini
cintaku tak pernah ada baginya. Aku mungkin hanya orang yang tak ada artinya
dimatanya. Aku merasa menjadi orang yang berbeda selama ini. Aku merasa
tersisih dan merasa aku memang orang yang tak pantas baginya. Setiap hari hanya
bisa melihatnya tersenyum, melihatnya mengatakan sesuatu yang tak pernah aku
tau, melihatnya bercanda ria, melihatnya semakin bahagia.
Aku
sadar memang aku bukanlah orang yang tepat baginya. Ini semua aku pikirkan
karena selama 3 TAHUN 7 BULAN 27 HARI sia-sia. Aku merasa hampa. Banyak
syair-syair kosong aku abadikan saat aku bias bercanda bersamanya melalui sms,
telepon, maupun saat bertemu. Aku masih ingat itu semua dalam memori kenangan
yang tak pernah aku dapatkan selama ini. Saat itu, hanya dia yang bisa
menghiburku dengan baik. Sampai saat dimana aku tidak bisa lagi melakukan hal
diatas, bersamanya.
Aku
tak menyalahkan siapa-siapa atas semua ini. Semakin lama semakin sadar bahwa
memang mungkin ini yang terbaik. Sampai pada blog terakhir kemarin pun dia
tidak tahu apa yang aku inginkan. Yah…. Nasib pria yang bukan siapa-siapa….
Terkadang
aku iri saat dia tersenyum bersama orang lain. Jelas. Aku iri. Aku hanya bisa
menatap dalam-dalam pada dirinya. Aku masih ingat, aku mengatakan : “aku
bahagia jika kamu memang bahagia bersama orang lain”. Tak bisa kupungkiri itu
kenyataan bahwa dia memang telah bahagia bersama seseorang yang memang mungkin
sudah ada bersamanya. Siapapun itu.
Aku
selalu melihatnya dengan berusaha agar matanya tidak pernah mengetahui bahwa
aku melihatnya. Aku terdiam dalam sepi dan berusaha menepiskan segala gundah
yang saat ini menghujam dalam hati. Bayangnya yang selalu ada dan membuat
hatiku selalu rindu.
Masih
ingatkah kau tertawa saat bersamaku? Semoga itu menjadi kenangan saat kau tidak
bisa kembali kutatap sehari-hari. Semoga kau selalu ingat bahwa aku pernah
mencintaimu tanpa batas, mencintaimu tanpa memperdulikan semua omongan orang
lain saat menanyakan dirimu. Semua itu masih terasa hangat dalam pikiranku.
Sebelum
kau memang benar-benar pergi dalam ingatanku, aku hanya ingin mengatakan : “rangkailah
kisahmu dengan kebahagianmu”. Aku yakin kamu sanggup dan aku berharap kamu
masih sama seperti dahulu, selalu memberikan perhatian pada sekitarmu, termasuk
seseorang yang pernah kau tegur saat dia sedang memainkan rambut temanmu dan
kamu merasa itu sebuah sindiran baginya.
Dariku,
Seorang Pengelana Kehidupan dalam hatimu.