Ijinkan aku belajar melupakanmu.
Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu.
Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku.
Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh
namamu. Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya,
karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku.
Mengapa kau diam? Atau memang begitu caramu untuk BAHAGIA?
Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku
adalah orang yang mungkin tidak
pantas untuk bersanding denganmu.
Lalu kau pergi meninggalkan aku seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara
kita. Semudah itukah kau melupakan. Sulit memahami pribadimu yang seperti ini. Dirimu laksana hujan
yang musiman. Ku mohon….
ijinkanlah aku belajar melupakan. Melupakan semua kenangan yang ada dalam
ingatanku ini. Melupakan semua tawamu, melupakan semua kebaikanmu, melupakan
semua senyummu. Ijinkanlah aku mengubur
bekas luka yang pernah kau goreskan.
Dulu, kau membawaku dalam kebahagiaan. Engkau ibarat cahayaku dalam
kegelapan. Namun itu semua hanya sesaat. Sekarang, setelah semua berubah, aku kan kembali berada dalam gelapku
tanpa cahayamu.
Engkau merajut kisah satu sama lain bersamaku. Namun secepat itu kau pergi dan terakhir kau
bilang “kita sahabatan saja yah”
Kini aku kalut dalam kenyataan. Aku trauma dalam cinta. Belajar dari kisah
bahwa cinta hanya ada untuk menyakiti. Belajar untuk menyakiti dahulu agar aku
tak tersakiti.
Sayang, aku tak pernah menginginkan itu. Cukuplah aku yang berlinang air
mata, tetapi jangan engkau. Kubiarkan engkau datang dan pergi sesukamu, namun
jangan larang aku untuk terus menunggumu sampai kamu sadar bahwa hanyalah aku
yang selalu ada untukmu.
Tunggulah saatnya nanti kau akan mengerti arti dari semua ini. Sampai pada
saatnya kamu sadar akan hal yang paling berharga.
Di sini, aku terus menunggumu…
Menunggu sambil aku meringkuk dalam sepi. sembari mengucapkan doa agar
engkau bahagia. Tak perlu tahu lagi perasaan hatiku saat ini.
Kejarlah mimpimu sayangku. Aku akan selalu mendukungmu. Bahkan jika suatu
hari engkau telah berhasil memilih seorang sosok lelaki yang kau damba yang akan berdiri di sampingmu.
Bahkan jika lelaki itu bukan
aku, aku tetap akan selalu mendukungmu selama cinta ini masih di dalam hati.
Jujur, aku tak ingin lagi mengganggumu. Aku sudah berusaha, tetapi sampai
saat ini aku masih merindukan keceriaanmu. Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan aku yang tak sanggup
menahan rasa ini. Tetapi, aku akan belajar. Aku akan belajar bagaimana cara agar
aku tak mengganggumu lagi.
Maka, ijinkan lah aku melupakanmu. Ijinkan aku belajar melupakan semua
kenangan tentang kita. Melupakan semua kisah yang terjadi.
Pahami diri dan rasakan apa yang mengalir dalam hati dan jiwamu. . . . Gbu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar