Mengingatkanku pada
kisah Bintang……(Edited)
Pernah kudengar tentang
kisah bintang yang tak ubahnya kisah cintaku, kisah itu membangkitkan keinginanku untuk menjadikannya bintang dalam sirnanya bintang dalam langit hatiku
terselubung kehampaan. Bintang dari berjuta bintang diantara
pijaran bintang dan pelukan bintang kejora. Jika bintang dari bintang itu adalah dia, maka bintang itu akan semakin terang, dan kuambil bintang dari gerombolan bintangnya kubawa berlari
menjauh dari bintang lain yang mencari bintangku, Bintang mencari Bintang dijiwaku. Sebuah bintang merah merenggutnya yang bergelar Sang
bintang dan membawanya bersandar. Sialnya,disini kulihat tiga bintang indah
diantara bintang-bintang sekali lagi bintang. Kugapai lagi bintang itu tanpa sepengetahuannya, tapi bintang itu meredup dan aku tak sanggup mengenalinya
walau sesaat.
Jika kisah bintang itu
nyata mengapa dia tak bisa meniru bintang…. Saat aku lelah berjuang memetiknya, seharusnya dia hadir untukku seperti bintang jatuh pada suatu
malam diiringi berjuta harapan….. tapi nyatanya kisah bintang
tak mampu membuatnya mengerti, akankah kisah merpati akan dia mengerti? Yah…kisah merpati betina yang bodoh!
Kisah sepasang merpati
pernah kudengar, saat merpati betina terkapar tak bersanding
dengan merpati jantan yang telah lenyap di birunya langit. Maka berkatalah merpati betina itu diakhir ajal. ”Tahukah bahwa merpati
betina lebih cepat mati daripada merpati jantan? Semua itu karena
merpati betina mencintai lebih banyak kadarnya daripada merpati jantan…itu
sebabnya kami mati karena cinta” dan fakta usia merpati
betina itu menjadi nyata juga pada hidupku. Dan jika aku dan dia sepasang merpati, aku rela mati terlebih dahulu asal aku bisa bebas mencintainya tanpa sedikitpun cinta lain yang
menggantikanku.
Dan jika merpati putih
hembuskan napas cinta dalam setiap persendianku, maka dia adalah Sang merpati putih, kilau emas tersirat dari sayapnya dan memancingku untuk menangkapnya
dan mengurungnya dalam sangkar cinta di hatiku. Begitu pula kicaunya mengikis luka terpendamnya cinta dan
ketulusan.
Tawa sedihku iringi
penyesalannya lukai aku, ketidakrelaan terucap dariku mengapa harus
pada cinta itu? Dari sekian banyak cinta, mengapa harus cinta
itu, cinta yang akan sangat membuatnya kehilangan aku. Aku benci
pada sekuntum mawar karena wujud dari cinta itu adalah mawar terlihat indah
memang tapi jika kita menyentuhnya kita akan terluka, dan aku lebih tak ingin lagi dia terluka, dan aku akan lebih terluka melihatnya. Dan aku tak mau jika saat itu tiba, aku sudah tak mencintainya, sehingga aku tak peduli padanya.
Egois adalah kata yang
tepat tentang dia yang tak pernah sama sekali memikirkan sayatan dalam hatiku. Dulu dia usik jiwaku yang tenteram dalam pelukan kasih
abadi. Seburuk apapun anggapanku baginya itu kesempurnaannya bagiku
yang membuatku sangat menginginkannya. Dia penolongku dari
pusaran cinta tapi dia pendorongku pada pusaran cinta lain yang lebih
memilukan…Saat itu aku menjauh dari cintanya pada cinta ku dahulu, tapi dengan sigap dia raihku lagi, dan saat aku meraih cintanya dia menjauhiku bahkan lebih dari
yang kupikirkan, dan terang saja itu membuatku tidak bisa bernafas di malam datang, semua benci yang
harusnya kuserahkan padanya, tetap saja terhapus cinta pada dasar hatiku.
Terjatuh lalu bangkit, melangkah berlalu dari dia yang juga pernah lebih dulu
menjauhiku. Dan kepasrahan tumbuh, jika bumi memang bulat, maka ini adalah soal
untuk mengujinya. Dia berjalan
berlawanan dan pasti suatu hari kami bertemu pada satu titik yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar