Kamis, 02 Oktober 2014

Cintaku di SMA Swasta



2 Oktober 2014

Malem ini aku kembali tidak bisa tidur.
Tiba-tiba aku teringat akan masa-masa SMA yang sudah lama kukenang. Masa yang lucu, sedih, galau dan banyak lagi seperti bermacam-macam rasa.
Masa dimana aku nakal dan sangat bandel. Masa kenakalan remaja yang saat ini malah lebih parah daripada jamanku.

Ini yang aku ingat. . . . .
Aku mempunyai teman bernama Bona. Dia temanku dari kecil. Satu kampung, satu permainan dan teman yang terkadang kurang ajar.

Saat itu aku duduk di bangku sekolah kelas X di salah satu sekolah swasta di Pringsewu Lampung. Disanalah dimulainya kenangan yang sangat istimewa.
Saat itu aku tinggal tepatnya di Pringombo tempat seorang Bapak yang sedikit galak. Aku menjadi seorang anak kost pertama kalinya dalam hidupku.
Awal mula perjalanan cinta yang dramatis.

Saat itu aku mencintai seorang anak SMP bernama Dora (Sering dipanggil Dora explorer film saat itu). Dia seorang Chinese dengan nama panggilan Shin Lin.
Dia seorang perempuan yang lucu, imut dan gemuk (sedikit)…

Entah kenapa kami tiba-tiba dekat. Sedikit lupa jalannya cerita sudah biasa. Yang aku ingat saat itu aku bersama dia, dan temanku Bona sedang mendekati teman akrabnya yaitu Retri yang sekarang entah dimana. Kabar terakhir di Jogja atau Jakarta aku lupa.

Masa-masa lucu memang, sekarang pun semuanya masih teringat dan masih sedikit sering bercakap-cakap dengan Dora. Ternyata dia sekarang sudah mempunyai seorang anak. Entah menikah dengan siapa….hehehehe.

Kemudian pernah juga berpacaran dengan Ester Handayati. Anak yang terlahir kembar dengan sodaranya, Ester Handayani.
Namun tidak lama. Biasa anak SMA. Cinta Monyet selalu berkembang dalam hiasnya cinta.

Saat SMA aku juga berpacaran dengan seorang anak perempuan yang mungkin tragis. Terpaksa berpisah karena aku pindah sekolah. Rasanya sakit banget. Padahal udah saking cintanya sama tuh cewek.

Namanya Devi. Seorang anak perempuan yang setidaknya diperebutkan oleh temanku dan aku sendiri. Entah kenapa dia mau berpacaran denganku. Banyak hal yang aku ingat bersamanya. Saat itu malam minggu. Saat dimana aku harus jalan-jalan bersama teman-teman untuk berpesta bersama. Satu hal yang aku ingat, aku meminta mereka untuk menemaniku untuk apel Devi ini.
 
Saat itu aku tidak membawa kendaraan karena memang dilarang orangtua. Biasa, aku masih dianggap anak kecil. Orangtuaku memang memanjakanku dalam banyak hal dan takut terjadi sesuatu pada anaknya jika membawa motor jauh dari orangtua.

Saat apel, Pepeng (nama temanku yang sampai saat ini masih berteman di bangku kuliah) dan Ubad Barus (anak dari Guru sekolahku) terpaksa menungguiku di bawah pohon kelapa. Betapa romantisnya mereka berdua, sama sepertiku saat itu di depan pintu rumahnya dengan Devi.

Selain itu, saat pramuka. Kami berdua anak pramuka. Saat itu ada acara di tepi sungai kalau tidak salah. Dia sedang mendapatkan jatah bulanannya.hihihihi………
Aku menemaninya sampai dia pulang dan kami berjalan bersama dibawah teriknya sinar cakrawala. Alangkah romantisnya kami berdua………hehe sombong dikit engga apa ah.

Kemudian di suatu malam, dimana Devi sepertinya sedang dirumah Dora untuk belajar bersama. Dimana aku bingung harus berbuat apa untuk menjemputnya pulang.
Sudah tidak punya motor, masa jemputnya jalan kaki. Mana jauh kan dari kosan.
Oh iya saat itu aku sudah pindah kost di dekat SMA PGRI.
Ternyata malamnya temanku main dan aku meminjam motor Satria nya untuk menjemput Devi. Padahal aku kan engga bisa naik motor Laki. Tetapi namanya cinta bro apa dikata kalau sampai engga bisa dan engga ada usaha.
Akupun nekat mengendarai sepeda motor itu dan aku jemput dia malam hari sekitar pukul 11 12.

Sebenernya romantis loh beberapa kali berpacaran. Tapi ya itu. Kandas di tengah jalan. Entah kenapa.

Terkadang rasanya pengen ketemu mereka walaupun sebentar untuk mengatakan “kita sahabat”.
Pengen bercanda bersama dan mengingat semua itu bareng-bareng rasanya indah.
Bener apa kata orang bahwa “Cinta itu ga pernah boong”. “ cinta itu mempunyai rasa”.
Dan aku hanya bisa bilang “Cinta itu bisa menjadi sebuah keluarga besar dalam sebuah persahabatan”.

Sekian sedikit kata dariku. Cuma mengingat masa remaja.
Intinya jangan pernah melupakan bahwa kita pernah muda.

Salam Sang Penakluk Dunia :) 
Arwen Whendie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar