Selasa, 30 Juli 2013

"LIHAT, DENGAR, RASAKAN ISI JIWAKU" : Masih Pantaskah Aku? (Part I)



Kini waktu terus berputar dan hari pun terus berganti, tetapi aku masih saja terdiam, aku masih saja terpaku pada harapan yang tak pernah ada

Aku tau bahwa semua ini hanya harapan kosong, dan aku tau bahwa selama ini penantianku hanya sia-sia, bahkan aku pun tau bahwa kini kau tak lagi mencintaiku.

Tetapi mengapa aku tidak bisa sedikitpun untuk berhenti menantimu, mungkin aku terlalu bodoh dalam mencintaimu sehingga aku tak tau bagaimana caranya mencintai perempuan lain.

Ketika aku berada di titik kejenuhan, aku masih saja menanti harapan itu menjadi nyata, . . . .
Ketika aku mulai tidak sanggup aku hanya bisa berkata bahwa aku akan bertahan semampuku, . . .
Ketika air mata yang jatuh tak terasa pun aku masih bisa tersenyum dengan berharap kelak kau akan menghapusnya.

Aku pun telah tak berdaya ketika semua harapan itu tak kunjung nyata, akan tetapi entahlah… mungkin karena terlalu dalamnya rasa ini sehingga aku masih saja terpaku disini dan masih tetap bertahan untukmu.

Tapi apakah masih pantaskah aku mencintaimu?
Setelah kamu membenciku, . . . . .
Apakah masih layak diriku menunggumu?
Aku sudah merusak semua kepercayaanmu terhadapku.
Aku sudah melakukan hal yang paling terbodoh dalam hidupku.

Jika memang aku tak pantas lagi untukmu, maka semua itu harus kuterima.
Karena bagaimanapun semua itu memang kesalahanku. Aku baru menyadari bahwa aku sangat menyesal dan aku sangat bodoh dihadapanmu sekarang.

Karena setelah aku membuatmu benci padaku, aku masih saja menyayangimu bahkan kini aku sangat mengharapkan semua kan menjadi seperti dulu sebelum kamu menghilang.
maafkan aku jika kini aku masih menyayangimu.
Aku tau rasa penyesalanku saja tidak cukup untuk mengobati rasa sakit yang pernah ku torehkan di hatimu.
Tetapi berikanlah aku kesempatan terakhir untuk memperbaiki semua ini.
Pasti akan kujaga selalu kepercayaanmu.
Aku tidak akan mengulanginya lagi karena rasa penyesalan itu amatlah sakit.
dan jika kau tidak mau memberikan kesempatan itu tetaplah izinkan aku bertahan menantimu, menanti cintamu untukku lagi hingga keajaiban cinta datang untukku atau memang aku harus benar-benar menghilang dari semua hal tentangmu lagi bagaikan bayi yang baru lahir dan tak mengerti apa-apa.

Sabtu, 27 Juli 2013

"Touch My Heart" (Part 5) : MEMBUKA LEMBARAN BARU

Dalam kehampaan itu aku jatuh tertidur...
membawaku masuk dalam alam mimpi...
dan akupun memainkan cerita disana...
kisah-kisah lain yang nyata hidup dalam jiwaku...
menyadarkan aku akan arti kehidupan ini...
bahwa kehampaan hanyalah layar untuk kisah-kisah lain...

Kini aku lebih siap menghadapi alur hidupku...
kebuntuan hanyalah titik awal untuk setiap kisah baru...
dan setiap pertanyaan yang muncul menjadi pemicunya...
untuk membuat diriku mencari jawabannya...
sebagai gagasan-gagasan untuk dijalankan...
menghidupkan kembali semangatku untuk terus melangkah...

Biarlah kisah-kisah duka itu damai disana...
sebagai rambu-rambu yang siap menyala...
mengingatkan aku untuk tak memilih lagi jalan luka...
dengan melibatkan diri dengan kebiasaan lama...
karena aku hidup dalam lingkungan yang sama...
hanya kini aku perlu mengubah cara mengelolanya...

Aku hadir untuk mewarnai hidupku...
itulah yang akan membuatku memiliki hidupku sendiri...
dan harapan akan kehidupan damaipun bisa kuujudkan...
bersama hatiku yang melebur dalam kedamaian...
menggerakkan kesadaranku akan cara-cara indah...
untuk mempercantik semesta kehidupan ini...

Rabu, 24 Juli 2013

"Touch My Heart" (Part 4) : "Ijinkan Aku Belajar Melupakanmu"



Ijinkan aku belajar melupakanmu. 
Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu. 

Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku. Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh namamu. Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya, karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku. 

Mengapa kau diam? Atau memang begitu caramu untuk BAHAGIA?
Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku adalah orang yang mungkin tidak pantas untuk bersanding denganmu. 

Lalu kau pergi meninggalkan aku seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Semudah itukah kau melupakan. Sulit memahami pribadimu yang seperti ini. Dirimu laksana hujan yang musiman. Ku mohon…. ijinkanlah aku belajar melupakan. Melupakan semua kenangan yang ada dalam ingatanku ini. Melupakan semua tawamu, melupakan semua kebaikanmu, melupakan semua senyummu.  Ijinkanlah aku mengubur bekas luka yang pernah kau goreskan.

Dulu, kau membawaku dalam kebahagiaan. Engkau ibarat cahayaku dalam kegelapan. Namun itu semua hanya sesaat. Sekarang, setelah semua berubah, aku kan kembali berada dalam gelapku tanpa cahayamu. 

Engkau merajut kisah satu sama lain bersamaku. Namun secepat itu kau pergi dan terakhir kau bilang “kita sahabatan saja yah 

Ya tuhan…


Kini aku kalut dalam kenyataan. Aku trauma dalam cinta. Belajar dari kisah bahwa cinta hanya ada untuk menyakiti. Belajar untuk menyakiti dahulu agar aku tak tersakiti.

Sayang, aku tak pernah menginginkan itu. Cukuplah aku yang berlinang air mata, tetapi jangan engkau. Kubiarkan engkau datang dan pergi sesukamu, namun jangan larang aku untuk terus menunggumu sampai kamu sadar bahwa hanyalah aku yang selalu ada untukmu.
Tunggulah saatnya nanti kau akan mengerti arti dari semua ini. Sampai pada saatnya kamu sadar akan hal yang paling berharga.

Di sini, aku terus menunggumu… 

Menunggu sambil aku meringkuk dalam sepi. sembari mengucapkan doa agar engkau bahagia. Tak perlu tahu lagi perasaan hatiku saat ini. 

Kejarlah mimpimu sayangku. Aku akan selalu mendukungmu. Bahkan jika suatu hari engkau telah berhasil memilih seorang sosok lelaki yang kau damba yang akan berdiri di sampingmu. Bahkan jika lelaki itu bukan aku, aku tetap akan selalu mendukungmu selama cinta ini masih di dalam hati.

Jujur, aku tak ingin lagi mengganggumu. Aku sudah berusaha, tetapi sampai saat ini aku masih merindukan keceriaanmu. Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan aku yang tak sanggup menahan rasa ini. Tetapi, aku akan belajar. Aku akan belajar bagaimana cara agar aku tak mengganggumu lagi. 

Maka, ijinkan lah aku melupakanmu. Ijinkan aku belajar melupakan semua kenangan tentang kita. Melupakan semua kisah yang terjadi.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku. Maafkan aku untuk semua salahku dan ijinkanlah aku belajar melupakanmu. Andaikan aku boleh memilih, rasanya dari awal aku tak mau mengenalmu. Namun aku bersyukur, karena aku mengenalmu, aku mengerti rasanya sakit. Semoga engkau bahagia. Aku selalu berharap yang terbaik untukmu.

Pahami diri dan rasakan apa yang mengalir dalam hati dan jiwamu. . . . Gbu

Sabtu, 20 Juli 2013

"Touch My Heart" (Part 3)



Kusimpan semua penat kusimpan tentangnya,cukup sekian semua tentang dia. Ku tak mau cintaku hening sekian lama. Dia mempermainkanku. Setiap kali aku ingin tinggalkannya, dia selalu diam tanpa menghalangiku, tolonglah, genggam tanganku sampai aku tak beranjak darinya. dan tetap bersanding dengan nya seperti dulu. 

Aku gigih coba bertahan, tak bisakah dia tak begitu padaku, aku hanya bisa mencoba bertahan memahami bisik hatinya yang menunutunku untuk menjauhi sisi kehidupanku. Bagaiman mungkin dia bisa menilai semua cintaku, dia sendiri tak pernah paham tentang nilai cinta dan kesetiaan, Dia pernah lebih dari hitungan jari memperlakukan itu pada kami kaum pencinta.

Mungkin…. 

Cinta seperti itu tidak membutuhkan balasa. dalam diri cinta itu terkandung seruan memanggil si pemberi jawaban. Cinta baginya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan aku harus menundukkan diri dihadapan cintanya dengan segala kebesaranku.Apapun cinta itu, aku tulis dengan jemariku. Tak bias kutolak kehadiran suara malaikat yang dating membalut dan menghanyutkannya menuju keabadian dengan kegelapan menungguku.

Jika cinta ditanam dalam hatiku bukan oleh malaikat tapi oleh dia. Cinta itu pasti bermekaran dalam hatiku. Cinta yang tak pernah tertukarkan,dan pastilah kutujukan pada dia yang menanamnya. Tapi apa mau di kata jika semua tak seindah itu. Maka, sepenuh hati aku telah melepasnya didasari keinginanku untuk bahagia. Waktu akan mendewasakan cintaku. Tak ada kerelaan cinta seperti itu, semua hanya omong kosong. Hanya seorang yang terpikat dalam hamparan kilau dari duri cinta yang bias bertahan.

Pernah saat itu ketika aku diambang puncak cintaku padanya,kupandangi diriku sendiri dikaca terus menerus, lama-lama aku merasa apa yang aku lihat pada diriku sendiri. Aku tak lebih hanyalah bayangan samar saat aku masih bersamanya, tapi dilain waktu,aku berdiri di depan cermin lalu berkata “SIAPAKAH AKU?APA INIKAH AKU?”

Kelelahanku membuatku gontai pada kehidupan cinta,membuatku merasa nyaman berada dalam mimpi-mimpi cinta bersamanya,dengan begitu aku bias berbicara cinta dengan bebas.Ini mimipi terahirku,karena sesudah itu aku tidak mau bermimipi lagi,atau kalau saya bermimpi,mimpi it begitu membingungkanku sehingga aku tak bias membedakannya dari kenyataan,bahwa dia pengecut,hebatnya dia lelaki yang tak tahu cara mempertahankan ketulusan cinta yang tercurah. 

Memang mudah baginya karena,semua itu terasa tolol lagi karena ia tidak pernah begitu membutuhkanku seperti aku membutuhkannya.Cinta paling terhormat baginya tetapo cinta seorang wanita yang lebih tua darinya,dengan syarat cinta itu menjadi semakin menunjukkan kebijaksanaannya dan diam tanpa banyak menuntut.

Sekarang aku mengerti bahwa jika satu menyerang,lainnya mundur,itulah aturannya.Mundur secara perlahhan.Akupun juga telah tahu,dalam setiap cinta itu tidak penting terkecuali siapa yang kita cinta,hanya satu ,tak ada yang lain atas nama kenangan,tanyaku “Apa itu cinta bagi seorang wanita yang hanya bias melihat dirinya sendiri.Dengan kata lain,aku berkata apa arti cinta bagi seorang wanita yang sungguh egois. 

Perih air mata membasahi pipi,maka aku yakin bahwa lubuk hati paling dalam hatinya memberitahukan kebenarannya.Aku sungguh mencintainya walaupun dia sudah berbuat tidak adil padaku,hanya saja aku mulai menyadari bahwa airmata sama sekali tidak menunjukkan padanya satupun kebenaran yang menabjukkan bagiku.Paling hanya kebenaran tentang keangkuhannya.

Aku kahilangan dunia,jika aku berkata dunia,aku berfikir pada bagian semesta yang menjawab panggilannya. Bagiku,dunia sedikit demi sedikit menjadi bsu dan berhenti jadi dunianya aku terkurung dalam diri dan penderitaanku.bagaiman duniaku tidak bias dia mengerti,bagaimana bias hidup bersamaku,ketika dia tidak merasakan penderitaan maupun kegembiraanku.Ketika dia tahu,aku bukan bagian darinya.Karena aku mencintainya maka,aku hanya akan menerima dengan syarat bertemu lagi dengan yang kucinta.Bagiku hanyalah satu syarat,hanya berharga selama menjanjikan kehidupan cintaku.orang yang dicinta lebih bernilai daripada hidupku sendiri. 

Dia sebagai manusia tak mengenal cinta dan diantara yang merasa sedikit sekali mengenal cinta.Dia berlari dari belakang janji kehidupan lain tanpa mengajukan syarat sedikitpun.Denagn mudahnya dia menghapus cinta yang lalu dengan cinta sekejap.Mungkin dia telah membuatku lebih mencintaiku disbanding cinta yang lalu.Makna kalimat ini menyatakan bahwa aku lebih mencintai dia,bukanlah karena membandingkan du kadar cinta.

Itu berarti cinta laluku tak mencintai aku dan akupun tak mencintai cinta itu.Karena bila aku mencintai seseorang,aku tak bias membandingkannya.Yang dicintai itu tak terbandingkan.Bahkan jika aku mengaku serempak mencintai keduanya,tak mungkin bagiku untuk membandingkannya,kecuali jika aku menyatakan segera memutuskan salah satunya.itu tidak menegaskan dan tidak ada sangkut pautnya pada semua orang bahwa aku memang mencintainya.Sebab kalau aku memang begitu,cukup aku mengatakannya “Aku mencintainya”itu erat hubungannya dengan pemberitahuan,yang halus tapi jelas,bahwa aku sebenarnya benar-benar tidak peduli cinta orang lain,dan hanya padanya aku peduli.

Ada yang harus aku bayar mahal demi sebuah percintaan.Aku patah hati bahkan sakit hati karena sebuah cintanya.Yang harus kurasakan amat menyakitkan.Jika aku semakin bertahan maka diapun semakin membuatku terluka. Selalu mempermainkan cinta,jangan pernah merasa paling hebat karena sesungguhnya aku masih ingin terbang melampauinya dengan segala cintaku.

Rabu, 17 Juli 2013

"Touch My Heart" (Part 2)



Mengingatkanku pada kisah Bintang……(Edited)

Pernah kudengar tentang kisah bintang yang tak ubahnya kisah cintaku, kisah itu membangkitkan keinginanku untuk menjadikannya bintang dalam sirnanya bintang dalam langit hatiku terselubung kehampaan. Bintang dari berjuta bintang diantara pijaran bintang dan pelukan bintang kejora. Jika bintang dari bintang itu adalah dia, maka bintang itu akan semakin terang, dan kuambil bintang dari gerombolan bintangnya kubawa berlari menjauh dari bintang lain yang mencari bintangku, Bintang mencari Bintang dijiwaku. Sebuah bintang merah merenggutnya yang bergelar Sang bintang dan membawanya bersandar. Sialnya,disini kulihat tiga bintang indah diantara bintang-bintang sekali lagi bintang. Kugapai lagi bintang itu tanpa sepengetahuannya, tapi bintang itu meredup dan aku tak sanggup mengenalinya walau sesaat.

Jika kisah bintang itu nyata mengapa dia tak bisa meniru bintang…. Saat aku lelah berjuang memetiknya, seharusnya dia hadir untukku seperti bintang jatuh pada suatu malam diiringi berjuta harapan….. tapi nyatanya kisah bintang tak mampu membuatnya mengerti, akankah kisah merpati akan dia mengerti? Yah…kisah merpati betina yang bodoh!

Kisah sepasang merpati pernah kudengar, saat merpati betina terkapar tak bersanding dengan merpati jantan yang telah lenyap di birunya langit. Maka berkatalah merpati betina itu diakhir ajal. ”Tahukah bahwa merpati betina lebih cepat mati daripada merpati jantan? Semua itu karena merpati betina mencintai lebih banyak kadarnya daripada merpati jantan…itu sebabnya kami mati karena cinta” dan fakta usia merpati betina itu menjadi nyata juga pada hidupku. Dan jika aku dan dia sepasang merpati, aku rela mati terlebih dahulu asal aku bisa bebas mencintainya tanpa sedikitpun cinta lain yang menggantikanku.

Dan jika merpati putih hembuskan napas cinta dalam setiap persendianku, maka dia adalah Sang merpati putih, kilau emas tersirat dari sayapnya dan memancingku untuk menangkapnya dan mengurungnya dalam sangkar cinta di hatiku. Begitu pula kicaunya mengikis luka terpendamnya cinta dan ketulusan.

Tawa sedihku iringi penyesalannya lukai aku, ketidakrelaan terucap dariku mengapa harus pada cinta itu? Dari sekian banyak cinta, mengapa harus cinta itu, cinta yang akan sangat membuatnya kehilangan aku. Aku benci pada sekuntum mawar karena wujud dari cinta itu adalah mawar terlihat indah memang tapi jika kita menyentuhnya kita akan terluka, dan aku lebih tak ingin lagi dia terluka, dan aku akan lebih terluka melihatnya. Dan aku tak mau jika saat itu tiba, aku sudah tak mencintainya, sehingga aku tak peduli padanya.

Egois adalah kata yang tepat tentang dia yang tak pernah sama sekali memikirkan sayatan dalam hatiku. Dulu dia usik jiwaku yang tenteram dalam pelukan kasih abadi. Seburuk apapun anggapanku baginya itu kesempurnaannya bagiku yang membuatku sangat menginginkannya. Dia penolongku dari pusaran cinta tapi dia pendorongku pada pusaran cinta lain yang lebih memilukan…Saat itu aku menjauh dari cintanya pada cinta ku dahulu, tapi dengan sigap dia raihku lagi, dan saat aku meraih cintanya dia menjauhiku bahkan lebih dari yang kupikirkan, dan terang saja itu membuatku tidak bisa bernafas di malam datang, semua benci yang harusnya kuserahkan padanya, tetap saja terhapus cinta pada dasar hatiku.

Terjatuh lalu bangkit, melangkah berlalu dari dia yang juga pernah lebih dulu menjauhiku. Dan kepasrahan tumbuh, jika bumi memang bulat, maka ini adalah soal untuk mengujinya. Dia berjalan berlawanan dan pasti suatu hari kami bertemu pada satu titik yang sama.

Dan jelas aku berdiri sendiri di kegelapan dan tak ada satu orangpun yang peduli, terlebih lagi dia dan tetek bengeknya. Kemenangan telah kuraih, kemenangan atas nama cinta, aku telah bisa mengendalikan diri, dan atas perbedaan kami. Aku berkata “AKU MEMBUTUHKANMU KARENA AKU MENCINTAIMU” dan diapun berkata “AKU MENCINTAIMU KARENA AKU MEMBUTUHKANMU” suatu ketidakadilan cinta.