Rabu, 17 Juli 2013

"Touch My Heart" (Part 2)



Mengingatkanku pada kisah Bintang……(Edited)

Pernah kudengar tentang kisah bintang yang tak ubahnya kisah cintaku, kisah itu membangkitkan keinginanku untuk menjadikannya bintang dalam sirnanya bintang dalam langit hatiku terselubung kehampaan. Bintang dari berjuta bintang diantara pijaran bintang dan pelukan bintang kejora. Jika bintang dari bintang itu adalah dia, maka bintang itu akan semakin terang, dan kuambil bintang dari gerombolan bintangnya kubawa berlari menjauh dari bintang lain yang mencari bintangku, Bintang mencari Bintang dijiwaku. Sebuah bintang merah merenggutnya yang bergelar Sang bintang dan membawanya bersandar. Sialnya,disini kulihat tiga bintang indah diantara bintang-bintang sekali lagi bintang. Kugapai lagi bintang itu tanpa sepengetahuannya, tapi bintang itu meredup dan aku tak sanggup mengenalinya walau sesaat.

Jika kisah bintang itu nyata mengapa dia tak bisa meniru bintang…. Saat aku lelah berjuang memetiknya, seharusnya dia hadir untukku seperti bintang jatuh pada suatu malam diiringi berjuta harapan….. tapi nyatanya kisah bintang tak mampu membuatnya mengerti, akankah kisah merpati akan dia mengerti? Yah…kisah merpati betina yang bodoh!

Kisah sepasang merpati pernah kudengar, saat merpati betina terkapar tak bersanding dengan merpati jantan yang telah lenyap di birunya langit. Maka berkatalah merpati betina itu diakhir ajal. ”Tahukah bahwa merpati betina lebih cepat mati daripada merpati jantan? Semua itu karena merpati betina mencintai lebih banyak kadarnya daripada merpati jantan…itu sebabnya kami mati karena cinta” dan fakta usia merpati betina itu menjadi nyata juga pada hidupku. Dan jika aku dan dia sepasang merpati, aku rela mati terlebih dahulu asal aku bisa bebas mencintainya tanpa sedikitpun cinta lain yang menggantikanku.

Dan jika merpati putih hembuskan napas cinta dalam setiap persendianku, maka dia adalah Sang merpati putih, kilau emas tersirat dari sayapnya dan memancingku untuk menangkapnya dan mengurungnya dalam sangkar cinta di hatiku. Begitu pula kicaunya mengikis luka terpendamnya cinta dan ketulusan.

Tawa sedihku iringi penyesalannya lukai aku, ketidakrelaan terucap dariku mengapa harus pada cinta itu? Dari sekian banyak cinta, mengapa harus cinta itu, cinta yang akan sangat membuatnya kehilangan aku. Aku benci pada sekuntum mawar karena wujud dari cinta itu adalah mawar terlihat indah memang tapi jika kita menyentuhnya kita akan terluka, dan aku lebih tak ingin lagi dia terluka, dan aku akan lebih terluka melihatnya. Dan aku tak mau jika saat itu tiba, aku sudah tak mencintainya, sehingga aku tak peduli padanya.

Egois adalah kata yang tepat tentang dia yang tak pernah sama sekali memikirkan sayatan dalam hatiku. Dulu dia usik jiwaku yang tenteram dalam pelukan kasih abadi. Seburuk apapun anggapanku baginya itu kesempurnaannya bagiku yang membuatku sangat menginginkannya. Dia penolongku dari pusaran cinta tapi dia pendorongku pada pusaran cinta lain yang lebih memilukan…Saat itu aku menjauh dari cintanya pada cinta ku dahulu, tapi dengan sigap dia raihku lagi, dan saat aku meraih cintanya dia menjauhiku bahkan lebih dari yang kupikirkan, dan terang saja itu membuatku tidak bisa bernafas di malam datang, semua benci yang harusnya kuserahkan padanya, tetap saja terhapus cinta pada dasar hatiku.

Terjatuh lalu bangkit, melangkah berlalu dari dia yang juga pernah lebih dulu menjauhiku. Dan kepasrahan tumbuh, jika bumi memang bulat, maka ini adalah soal untuk mengujinya. Dia berjalan berlawanan dan pasti suatu hari kami bertemu pada satu titik yang sama.

Dan jelas aku berdiri sendiri di kegelapan dan tak ada satu orangpun yang peduli, terlebih lagi dia dan tetek bengeknya. Kemenangan telah kuraih, kemenangan atas nama cinta, aku telah bisa mengendalikan diri, dan atas perbedaan kami. Aku berkata “AKU MEMBUTUHKANMU KARENA AKU MENCINTAIMU” dan diapun berkata “AKU MENCINTAIMU KARENA AKU MEMBUTUHKANMU” suatu ketidakadilan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar