Rabu, 27 Mei 2015

Life is a Story

Aku punya cerita, tentang masa lalu yang mungkin pernah dilalui maupun belum pernah dilalui banyak orang. Mungkin orang lain akan bosan denganku di blogger ini karena aku selalu kebanyakan mengirimkan artikel tentang cinta. Tapi apakah kalian sadar akan cinta yang sebenarnya? Aku rasa tidak. Aku berani mengatakan ini karena aku juga belum mengetahui apa itu cinta yang sebenarnya.

Yang kita tahu cinta hanyalah perasaan kita pada seseorang yang pastinya membuat kita selalu bahagia. Namun, kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana cinta itu menjadi mediasi kita sebagai cara kita untuk merubah segala hal yang berbeda dalam diri kita.

Kalian pernah merasakan yang namanya menunggu seseorang yang kita cintai selama 1 tahun? 2 tahun? 3 tahun? Tidak semua orang akan sanggup untuk menunggu selama itu. Mungkin orang lain akan mengatakan “Munafik” jika kita mampu menunggu selama itu. Kebanyakan orang akan mencari pengganti seseorang tersebut agar merasa tidak kesepian dalam mengawali kehidupan barunya. Itulah anggapan yang kadang aku bingung mengartikannya.

Aku dikatakan munafik tak masalah. Itu hanya pandangan dari beberapa orang yang mungkin membaca blog yang tidak seberapa ini. Tapi jelas, ini karyaku yang takkan pernah terlupakan, dimana aku PERNAH menunggu seseorang selama 3 tahun lebih, tepatnya 3 TAHUN 7 BULAN 27 HARI. Ingatkan diriku tentang ini semua? YA. Karena memang kenyataan seperti itu tanpa ada karangan.
Dalam waktu yang panjang itu, aku hanya berusaha bersabar dalam menghadapi kenyataan dimana aku merasa diacuhkan oleh orang tersebut, merasa tidak ada dihadapannya, merasa orang bodoh yang hanya menunggu bulan sabit setiap hari akan muncul.

Aku sadar mungkin memang aku bukan siapa-siapa, tak berarti, dan mungkin selama ini cintaku tak pernah ada baginya. Aku mungkin hanya orang yang tak ada artinya dimatanya. Aku merasa menjadi orang yang berbeda selama ini. Aku merasa tersisih dan merasa aku memang orang yang tak pantas baginya. Setiap hari hanya bisa melihatnya tersenyum, melihatnya mengatakan sesuatu yang tak pernah aku tau, melihatnya bercanda ria, melihatnya semakin bahagia.

Aku sadar memang aku bukanlah orang yang tepat baginya. Ini semua aku pikirkan karena selama 3 TAHUN 7 BULAN 27 HARI sia-sia. Aku merasa hampa. Banyak syair-syair kosong aku abadikan saat aku bias bercanda bersamanya melalui sms, telepon, maupun saat bertemu. Aku masih ingat itu semua dalam memori kenangan yang tak pernah aku dapatkan selama ini. Saat itu, hanya dia yang bisa menghiburku dengan baik. Sampai saat dimana aku tidak bisa lagi melakukan hal diatas, bersamanya.

Aku tak menyalahkan siapa-siapa atas semua ini. Semakin lama semakin sadar bahwa memang mungkin ini yang terbaik. Sampai pada blog terakhir kemarin pun dia tidak tahu apa yang aku inginkan. Yah…. Nasib pria yang bukan siapa-siapa….

Terkadang aku iri saat dia tersenyum bersama orang lain. Jelas. Aku iri. Aku hanya bisa menatap dalam-dalam pada dirinya. Aku masih ingat, aku mengatakan : “aku bahagia jika kamu memang bahagia bersama orang lain”. Tak bisa kupungkiri itu kenyataan bahwa dia memang telah bahagia bersama seseorang yang memang mungkin sudah ada bersamanya. Siapapun itu.

Aku selalu melihatnya dengan berusaha agar matanya tidak pernah mengetahui bahwa aku melihatnya. Aku terdiam dalam sepi dan berusaha menepiskan segala gundah yang saat ini menghujam dalam hati. Bayangnya yang selalu ada dan membuat hatiku selalu rindu.

Masih ingatkah kau tertawa saat bersamaku? Semoga itu menjadi kenangan saat kau tidak bisa kembali kutatap sehari-hari. Semoga kau selalu ingat bahwa aku pernah mencintaimu tanpa batas, mencintaimu tanpa memperdulikan semua omongan orang lain saat menanyakan dirimu. Semua itu masih terasa hangat dalam pikiranku.

Sebelum kau memang benar-benar pergi dalam ingatanku, aku hanya ingin mengatakan : “rangkailah kisahmu dengan kebahagianmu”. Aku yakin kamu sanggup dan aku berharap kamu masih sama seperti dahulu, selalu memberikan perhatian pada sekitarmu, termasuk seseorang yang pernah kau tegur saat dia sedang memainkan rambut temanmu dan kamu merasa itu sebuah sindiran baginya.

Dariku, Seorang Pengelana Kehidupan dalam hatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar