Sabtu, 25 April 2015

Perahu Tanpa Dayung

Cinta......

siapa yang tak kenal cinta. Macam-macam cinta beraneka rasa, ada pahit, manis, asam bahkan ada yang ujung akhirnya berduka. Lengkap sudah bumbunya yg ada didalam masakan Cinta ini. Seorang hamba cinta kepada penciptaNya,seseorang anak kepada orang tuanya didasarkan Cinta,begitupun sebaliknya. Antara lelaki dan perempuan menjalin kasihpun karena cinta. Cinta banyak macamnya. 

Tapi cinta ada yang bahagia dan ada yg membuat kecewa. Seperti kisahku ini...Aku punya rasa cinta seperti manusia yang lainnya. Entah apa yg membuat aku ada rasa ingin didalam hati, ingin bertemu, ingin bercakap walau sebentar. Begitu memang rasa cinta pada umumnya. Cinta pertamaku bagaikan"Perahu yg tak ditemani dayung tuk mengayuhnya".  

Tak mungkin berjalan ketengah lautan tanpa sebuah dayung, perahu itu akhirnya memendam harapannya untuk berlayar jauh ketengah lautan. Sedih memang, berdiam hanya bisa memendam harapan yang tak pasti untuk menunggu dayung yg datang mengajak ketengah lautan. Sebulan, 2 bulan, 3 bulan menunggu, sampai mau wisuda dayung pun tak kunjung menampakkan dirinya.
Kecewa akhirnya kecewa, Aku kecewa...Perahu itu bagaikan diriku memiliki cinta yang tak berbalas. Menunggu Dia yg tak berperasaan sama hanya menumbuhkan rasa sedih yg mendalam. Pengalaman cinta sejatiku yang pertama pahit rasanya. Ingin kukubur sedalam-dalamnya sedalam palung dilautan. Akan kukunci rapat-rapat rasa cintaku ini.

Tapi apakah ada yg memberikan harapan agar perahu itu bisa tersenyum berlayar ketengah lautan?
Ya sepertinya perahu itu akan memulai perjalanannya. Dalam hati ini bertanya apakah sebuah dayung itu akan menghampiri untuk menemani perjalanan sebuah perahu ketengah lautan? sebuah harapan yg tak tau kepastiannya. Aku tak ingin perahu itu hanya bisa memandang jauh sebuah dayung yg tak kunjung dekat. Dan Aku tak ingin pula Cinta ini bertepuk sebelah tangan,karena aku tak ingin seperti dulu. Entah harapan yg kecil itu bisa atau tidak karena terlalu sulit menggapai impian yang dinantinya.

Ternyata dayung kedua yang tiba-tiba muncul itu hanya mengingatkan sebuah kekecewaan. Dia datang membawa senyuman dihati ini,lalu dia pergi tak berpesan,akhirnya kekecewaan lagi yg kudapatkan. Mungkin tuk saat ini cintaku hanya bisa bersemi didalam hati ini saja.

Perahu kemanapun kau akan berlayar, berhati-hatilah. Memang tanpa dayung tak bisa melakukan perjalanan tapi janganlah akan memulai perjalanan itu dengan sembarang dayung, walaupun kau cepat sampai ditengah lautan. Karena sebetulnya dayung semacam itu terbuat dari kayu yg cepat rapuh. Lebih baik menunggu dayung yg benar-benar akan menemani perjalananmu perahu.

Semoga ada dayung yg tulus walaupun entah kapan perahu itu menunggu. Jangan sampai tergoda perahu dg kedatangan dayung yg sebetulnya hanya memberikan rayuan semata. Kini Aku sadari harapan menjadikan sebuah cinta itu tak sembarang. Semoga Harapan itu akan ada cinta yg lengkap dengan senyuman indahnya.

Karena sebenarnya dayung itu tetap pada dasarnya ada di depan mata. . .
Ya. Itu kamu, . . .
Kamulah dayungku
Dayung yang kunanti selama ini. . . .
tapi kamu masih terlena dengan sebuah kesalahan yang terjadi. . . .

akankah kita bisa bersama?
akankah kamu dapat memaafkanku?
akankah kisah kita akan berakhir dengan indah antara dayung dan perahu?

Itu seberkas harapanku dan kuharap sampai padamu.
Aku akan tetap menunggu sampai tiba saatnya kau datang padaku dan mengajakku berbicara seperti sedia kala. . ..
Seperti dayung menemani perahu, . . .
karena perahu membutuhkan dayung sepertimu. . . .

Wahai engkau inisial FL. . . .
ingatlah, . . .
Perahu tetap menunggu dayung. . . .
Datanglah dan ajak perahu bicara. . . .
Perahu membutuhkan semangatmu dayung. . . . .


Kuharap kau membacanya. . . . .
Thanks for anything. . . .

Whendie SangPenaklukDunia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar