Rabu, 24 September 2014

30 September 2011 - 23 September 2014


Halo, apa kabar kamu?
Yang beberapa waktu belakangan ini masih tetap mencuri perhatianku………
Aku harap kamu sedang baik-baik saja.
Ya, meskipun aku tidak berani bilang langsung, tapi setiap hari aku berdoa untukmu dalam sujudku..
Ada kamu disetiap ceritaku pada Tuhan. Malam ini masih sama seperti malam-malam sebelumnya. Aku tak bisa tidur.
Hanya dapat membayangkan wajahmu terlukis di langit-langit kamarku. Terdengar gila? Terlihat aneh?
Entahlah, tapi memang seperti itu kenyataannya.
Kamu selalu ada dalam ingatanku. Di setiap detik yang aku lalui.
Kalau aku?
Adakah teringat olehmu walau hanya terlintas di fikiran?
Mungkin.............. Mungkin tidak.
Tapi itu bukan sebuah masalah untukku, yang terpenting aku masih boleh jadi penggemarmu. Itu saja.
Aku pernah berfikir tentang kebenaran dari perasaan ini..
Apakah ini benar cinta? Atau hanya sekedar kekaguman sementara?
Hanya karena terpesona oleh sikap manis dan perhatianmu?
Entahlah. Aku tak benar-benar peduli dan tak ingin tahu jawabannya. Aku hanya ingin menikmati perasaan ini sekarang.
Perasaan berbunga-bunga saat kamu sekedar mengucapkan hal kecil padaku.
Rasa geli yang menggelitik bagai ada jutaan kupu-kupu di perutku saat kamu mengajakku berbincang dalam mimpi.
Meski pembicaraan ringan saja..
Ah, akankah suatu hari kita akan membicarakan tentang "kita"? Aku dan kamu?
Tapi malam ini menguak kembali ruang luka yang tertinggal.
Akankah angan-angan yang kurancang indah tentang aku dan kamu menjadi hancur berantakan seperti saat aku dekat denganmu dulu?
Ah, bolehkah aku percaya padamu lagi?
Mempercayakan hati ini kepada kamu lagi?
Aku takut. Aku takut jatuh cinta lagi.
Aku takut.
Aku takut. Aku takut aku kembali salah memilih orang untuk menjaga hati yang rapuh ini dan kamu meninggalkanku sama seperti dahulu.
Tapi aku kembali disadarkan bahwa tak semua orang sama.
Tidak semua kisah juga memiliki akhir cerita yang buruk.
Masih ada harapan.
Salah satu kesalahan terbesarku adalah mempercayai orang yang tidak tepat.
Orang yang membuatku menyesal pernah berharap padanya.
Aku selalu berdoa semoga kamu adalah orang yang kunanti.
Semoga kamu adalah permaisuri yang akan membangunkanku dari semua mimpi buruk yang pernah kulalui.
Tuhan, masih bolehkah aku bahagia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar