Senin, 30 September 2013

Ketika Cinta Harus Memilih



Ketika Cinta Harus Memilih

Dah lama bener kayaknya kaga mampir di blog, . ..
Kangen sama tulisan-tulisan buah karya tangan ini, . . .
Temen-temen, ga nyangka yah kalo yang namanya cinta itu bisa mengubah banyak hal dalam hidup kita, termasuk perbuatan dan tingkah laku kita. Terkadang kita egois dan mengikuti keinginan diri sendiri, namun saat kita sedang jatuh cinta, dunia seakan jadi milik berdua yang laen ngontrak.

Ini dia kenyataan yang kudu saya terima karena saya mempunyai 2 hati yang berbeda.

Memilih di Antara Dua Pilihan, atau Tidak Sama Sekali

Ketika Anda dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, dua insan yang ada disamping Anda, manakah yang akan Anda pilih?

Di satu sisi ada seseorang yang sangat menarik yang menyukai Anda. Anda pun juga menyukainya. Ia menyenangkan, pintar, mudah membuat Anda tertawa, dan yang terpenting, ia bisa membuat Anda merasakan getaran-getaran menggelitik di dada Anda setiap kali Anda mendengar suaranya di telepon, atau sekedar menerima sms “kamu lagi apa?” darinya. Singkatnya, Anda tahu dengan sepenuh hati bahwa Anda jatuh cinta padanya.

Sayangnya, Anda tahu bahwa sekalipun Anda mencintainya, dengan rasionalitas yang sempurna Anda menyadari bahwa ia bukanlah orang yang tepat untuk menjadi pasangan Anda. Ia keras kepala seperti Anda, senang berdebat sama halnya Anda, perokok sejati sementara Anda sangat perokok, dan yang paling utama, Anda tak yakin ia adalah orang yang mampu menjadi istri bagi Anda dan anak-anak Anda kelak.

Di sisi lain ada seseorang yang ramah, baik, sangat sopan, sangat sabar, bertanggung jawab, dan sangat layak menjadi
istri bagi sebuah keluarga. Dengan rasionalitas yang sempurna Anda tahu bahwa ia adalah orang yang layak untuk menjadi istri Anda. Namun saya rasa Anda tahu apa yang akan saya katakan. Anda tak pernah merasakan getaran-getaran menggelitik di dada Anda.

Anda menghormatinya, mengaguminya, tapi Anda hanya merasakan kehampaan setiap kali ia berada di dekat Anda. Anda tidak mencintainya.

Dihadapkan pada dua pilihan seperti itu, yang manakah yang akan Anda pilih?

Seandainya Anda bisa menggabungkan satu bagian yang membuat Anda jatuh cinta pada orang yang pertama dan satu bagian lagi dari orang kedua yang menjadikannya layak untuk menjadi
istri Anda, saya yakin pertanyaan seperti ini tak perlu terlontar.

Setiap insan selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Itu adalah paket yang tak terpisahkan dalam diri setiap manusia. Pertanyaannya adalah, bisakah Anda menerima tak hanya kelebihan itu, namun juga kekurangan yang menyertainya?

Terkadang kita harus berkompromi, menerima sebagian dari kekurangan yang ada pada diri orang lain, dan memperbaiki sebagian lain dari kekurangan itu. Ia mentolerir kemauan Anda, dan Anda pun mentolerir apa adanya ia. Itulah kondisi yang ideal.

Tapi masalahnya, belum tentu Anda bersedia melakukan itu. Entah karena Anda memang hanya ingin memilih seseorang yang memenuhi ekspektasi Anda -seseorang yang tak hanya bisa membuat Anda jatuh cinta namun juga layak menjadi suami Anda- dan tak mau menurunkan standar yang Anda tetapkan, atau karena Anda merasa memang pilihan tak harus Anda jatuhkan sekarang...

Apapun itu, ketika pilihan belum dijatuhkan, maka jodoh pun akan tetap masih menjadi suatu tanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar