Kamis, 18 April 2013

BUNGA (Gadis Manis Penakluk Playboy)



Entah kenapa udara malam yang dingin ini tidak membuatku nyaman dan segera tidur. Kulepaskan selimutku dan bangkit dari kasur, menyalakan kembali lampu kamar setelah sebelumnya hanya menyalakan lampu tidur yang redup. Kulihat jam dinding telah menunjukan pukul setengah dua. Suara tiang listrik yang dipukul petugas ronda malam terdengar sayup, hanya satu kali kemudian sepi lagi. Hanya suara daun-daun dari pohon palem didepan rumah kontrakan kedengaran berderik ditiup angin yang sedikit kencang, kemudian sepi lagi. Harusnya saat ini aku sedang pulas atau sedang dibuai mimpi seperti hari-hari sebelumnya. Menguap dan duduk diatas ranjang yang sedikit bergoyang karena menahan tumpuan berat badanku atau mungkin memang ranjangnya sudah tua dan reyot, maklum ranjang kayu yang sudah mengisi kamar ini belum diganti walau entah sudah berapa orang yang pernah mengisi kontarakan ini. Hanya kasurnya memang sudah ku ganti beberapa bulan lalu karena sudah terlalu lapuk dan kebetulan ada temanku yang menjual kasur busanya dengan harga murah. Beberapa kali menguap namun kantuk belum juga menyerangku. Kuhabiskan air putih dalam gelas yang tinggal setengah lagi. Lumayan sedikit segar dan sepertinya sebagian beban yang menggelayut di dalam kepalaku menghilang. Tapi badan yang terasa lelah setelah siang tadi kuliah menyelesaikan tugas kampus tetap tak membuatku bisa memejamkan mata.
Dari jam sebelas tadi sebenarnya aku sudah siap tidur dan berbaring diatas ranjang ini setelah bosan nonton film yang melulu diisi dengan sinetron atau film yang sudah sering aku tonton di laptop berhargaku. Berharap segera tidur dan bangun pagi dengan tubuh segar. Berangkat kuliah dan mengisi hari-hariku dengan hal yang tidak menjemukan. Menelpon Chacha kenalan lamaku, mengirim SMS sedikit mesra pada Leni atau misscall ke Ririn dan pasti tak akan lama lagi menelponku bermenit-menit sekedar menceritakan pekerjaannya yang menjemukan sampai menceritakan tentang cowok-cowok teman kerjanya yang menyebalkan. Belum lagi Rina cewek teman SMA-ku yang selalu memaksa untuk makan siang bareng. Sedikit agresif memang cewek ini terlihat dari cara ia berbicara padaku, tapi bagiku tak masalah dan kadang hal itu malah menambah kebanggaanku sebagai lelaki. Girls around me, selalu tiada hari tanpa gadis dalam kehidupanku.
Tapi temanku heran karena begitu mudah aku mendapatkan cewek, bukan hanya satu tapi berganti-ganti dan gak terhitung, katanya sambil memperlihatkan semua jari tangannya di mukaku. “Sampai saya mesti hati-hati bila mendekati cewek, jangan-jangan bekas kamu atau jangan sampai aku kenalin ke kamu, bisa-bisa berpindah tangan jadi boncenganmu!” ujarnya lagi sambil tertawa. Aku hanya nyengir sambil bergurau mengatakan bahwa aku sudah diberkahi dan ditakdirkan untuk menjadi penakluk cewek-cewek cantik. Tentu sebenarnya bukan hanya itu modalku, sebagai lelaki pecinta sejati lawan jenis aku telah mengasah bakatku dan menambah ketajaman feelingku dalam menarik simpati cewek. Dari mulai buku puisi karya Kahlil Gibran, koleksi buku Puisi karya…., buku 1000 taktik menaklukan hati wanita cantik, majalah remaja, buku primbon, buku palmistry, buku 1005 kelemahan cewek, pokoknya semua buku yang berhubungan dengan cewek pasti kubaca.
Masih belum ngantuk juga padahal entah sudah berapa kali aku menguap. Sementara jarum pendek di jam dinding kamarku sudah bergeser satu angka. Otakku masih terus berkelana menjelajah alam lamunanku. Ada keresahan yang bergelayut menunggu jawaban dari ruang benaku yang lain. Dughh…. seperti ada yang menghantam ulu hatiku ketika aku ingat sesuatu, tepatnya seseorang. Ya… beberapa tahun lalu ada seorang cewek yang satu kampus denganku. Akhirnya aku dapat berkenalan dengan gadis yang ternyata bernama Bunga, setidaknya itulah katanya saat kusodorkan tangan untuk berkenalan. Tak kusangka gadis pemalu yang kost di dekat kost-an aku itu seperti nenek lampir yang galak. Tak seperti gadis lain yang begitu gampang kuajak jalan atau nonton film, Bunga menolak dengan cara yang halus. Dan aku jadi penasaran bukan saja oleh penolakannya tapi ada rasa yang lain yang muncul begitu saja dan berbeda dengan semua cewek yang pernah ku pacari atau menjadi teman dekatku bahkan cewek yang menjadi teman sedikit mesraku. Berbeda pula dengan perasaanku pada Ririn cewek manja alumnus MAN MODEL, salah satu sekolahan yang ada di Bandar Lampung, sungguh tidak sama dengan Novi cewek yang masih sekolah dan sering minta dibuatkan puisi padaku. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta pada Bunga, cewek sederhana yang bertemu tiap hari ini. Dan itu terasa aneh bagiku.
Tiba-tiba ada hal lain yang menyentuh sisi jiwaku, dan baru terpikir saat ini. Sesuatu yang unik telah terjadi dalam rentang kehidupanku. Dan mungkin sangat jarang orang mengalaminya. Sungguh bila ada bukti tertulis aku berpikir diriku pantas masuk Guinnness Book of Records atau setidaknya tercatat di Musium Record Murinya Jaya Suprana. Sungguh baru kusadari ternyata semenjak aku mulai mengenal cinta terhadap makhluk yang bernama cewek, sejak cinta monyet sampai cinta gombal, semuanya mempunyai kemiripan yang identik bahkan sama. Ya…. sekali lagi baru kusadari bahwa semua cewek itu baik yang masih ku pacari atau telah menjadi mantan pacarku jelas semuanya berakhiran hurup I atau setidaknya kalau dibaca akan berbunyi i walau berakhiran konsonan Y. Selain yang tadi kusebutkan, telah banyak cewek lain yang pernah mengisi daftar manisku. Jadi jangan terkejut kalo pacar atau istri anda yang punya nama hampir sama atau berakhiran hurup seperti yang kusebutkan, mungkin mengenalku atau bahkan pernah jadi pacarku.. …. hehehehehe. Hampir semua tipe cewek pernah kupacari. Dari yang cerewet, pendiam, manja sampai yang jual mahal pernah kutaklukan. Dari yang hitam manis, sawo matang, kuning langsat, sampai putih pucat pernah ku gaet. Dan semua keunikan serta keanehan itu kini akan lenyap karena satu nama, Bunga. Dan mungkin sudah menjadi takdir hal ini terjadi dan kusadari disaat aku seminggu lagi akan berulang tahun. Tepat… seminggu lagi aku kan merayakan hari jadi ku yang ke 23. Biasanya aku akan merayakan bersama semua temanku, baik cowok ataupun cewek, dan akan ada perayaan istimewa setelahnya, bersama cewek-cewek pacarku atau cewek teman lumayan mesraku, tentu saja bergantian dan pakai cara yang jitu agar tidak terjadi cemburu dan perang jambak-jambakan cewek karena cemburu. Dan selama ini semuanya selalu sukses ku jalani.
Kulirik kalender bergambar kampusku tentunya. Kuyakinkan kembali tanggal dan bulan ulang tahunku. Kuhitung kembali umurku. Ada sedikit kekhawatiran yang menyeruak dalam hatiku. Kini sebentar lagi dalam hitungan beberapa hari kedepan usiaku akan menginjak tepat tiga puluh tahun. Usia yang cukup rawan bagi sebagian laki-laki single. Teman-teman ku di kampung hampir banyak semuanya sudah menikah dan mempunyai anak. Sedangkan aku yang banyak dikelilingi cewek dan pacar sebenarnya masih belum yakin dan pasti akan apa yang ku perbuat. Karena sepertinya semua itu hanya sekedar untuk menjaga imej ku saja agar tidak dikatakan jomblo. Namun perasaan cinta ku yang sesungguhnya tumbuh pada saat ini dan hanya pada satu nama yaitu Bunga. Aku berjanji akan mengakhiri semua kekonyolan ini dan akan kuberjuang mati-matian untuk mendapatkan Bunga. Lega rasanya akhirnya mengetahui semua ini. Akan kuakhiri petualanganku sebagai playboy dengan satu kado manis. Dan itu hanyalah berupa sesosok Bunga. Rasa kantuk akhirnya menyerangku menjelang dinihari.
Sedikit mengantuk rasanya saat kuliah hari ini. Namun kesibukan dan secangkir kopi kental telah membuat semuanya berjalan dengan baik. Pada Endro dan Warno kuceritakan bahwa sekarang aku telah menemukan seseorang yang akan kuperjuangkan untuk menjadi isteriku. Belum kuberitahu pada mereka siapa cewek yang menjadi target ku, namun Sasmi dan Barto hanya tertawa. “Aku sungguh-sungguh kali ini sobat, aku telah memikirkan hal ini semalaman. Sebagai bukti kesungguhanku akan ku umumkan secara resmi pada semuanya termasuk semua pacar dan mantan ku pada saat syukuran ulang tahunku nanti” kataku dengan raut yang serius. Sasmi dan Barto terkejut juga mendengar kataku kali ini. “,Syukurlah sobat, rupanya pintu tobat telah terbuka, aku tunggu buktinya!” kata Sasmi sambil menjabat tanganku. Lalu kuceritakan rencanaku pada mereka dan mengharap mereka membantuku nanti pada saat syukuran ulang tahunku.
Cuma aku tidak tahu apakah semua berakhir dengan manis ataupun pahit. Semua itu aku serahkan padanya, Bunga yang akan menjawab teka-teki yang memang harus dijawab.
YES or NO??????????
SANGAT MEMBINGUNGKAN. . . . . .
Bandar Lampung, 07 April 2013

Arwen Whendie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar