Senin, 29 April 2013

Karena Cinta, Aku Ada (Part 2)

Pagi hari yang cerah, Arwen pun menyerahkan suratnya kepada tukang pos terbaik yang pernah ada. Dialah Santi, teman satu kampung dan teman Heni, orang yang dicintainya.
"nitip surat yah mbak buat Heni ama nitip salam juga buat dia", kataku dengan suara lirih.
"lemes amat pagi gini, yang semangat ngapa", sahut Santi dengan juteknya.
"lagi gak mood mbak" kataku singkat.

Pagi ini memang suasana terasa berbeda sekali dengan hari-hari biasanya. udah mendung mau turun hujan, hati engga karuan sambil berharap cemas tentang surat yang akan diterima nantinya.

perasaan galau muncul . . . .(eng ing eng. . .)
"diterima kaga gue ini. . .hadeeehh", gerutuku dalam hati.

seperti biasa, hari ini aku berangkat sekolah yang sekolahnya terletak di depan rumahku sendiri. Walapun dekat, tetap saja aku berangkat dengan lambat dan berharap tidak masuk, pulang ke rumah dan tidur dengan puas.

ADA APA DENGAN AKU? Serasa sangat berubah sekali. Biasanya aku selalu membuat onar dan membuat teman-teman sekolahku tertawa. . .
kok tiba-tiba aku jadi pendiam? atau karena. . . . . . . . . .

sepenuhnya aku ingin memelukmu
mendekap penuh harapan tuk mencintaimu
setulusnya aku akan terus menunggu
menanti sebuah jawaban tuk memilikimu


eh kampret, ada yang bunyiin lagu itu, . . .
sedih, galau, bete, deg deg an, . . . semua jadi satu perasaan

yasudahlah. . . .oyeeeeeee. ..

Pulang sekolah aku langsung menyambar piring dan sendok seakan engga pernah makan setahun. Betapa lahap aku menyantap masakan Bunda yang sangat nikmat dan engga ada yang bisa ngalahin masakan buatannya.
Akibat makan yang engga liat kanan kiri, tanpa sepengatahuanku ternyata Bunda sedang mengintip anaknya yang terasa berbeda ini.
"tumben makannya lahap bener, ada apa ini?", Tanya Bunda dengan tersenyum simpul.
"Lagi pengen makan banyak, serasa perut ini belum penuh nih", candaku pada Bunda.
"ada-ada saja kamu Nak", jawab Bunda.


*****

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar